Sheila ayu berlianti
2011-41-207
Sistem komunikasi Indonesia
ibu Ajeng
Dalam pengamatan yang sudah
dilakukan di beberapa hari kemarin di
media elektronik (televisi) ada sebuah hasil yang membuktikan bahwa pers di
Indonesia belum bertanggung jawab. Dinyatakan bahwa media televisi adalah salah
satu media massa yang penonton nya masih menduduki peringkat paling tinggi di
antara media lainnya. Dianggap tinggi karena waktu siaran tertentu dan berbeda
segmen ini menjadi salah satu pilihan penonton untuk melihat dan mendapatkan
banyak infomasi dari luar dan berbeda ruang dan waktu. Media elektronik ini menjadi
salah satu alat untuk menyiarkan berita dan alat mempublikasi sebuah hal dan
banyak hal mengenai – kepentingan yang dimiliki oleh media atau pemilik media
tersebut. Saat ini banyak media yang pemilik nya atau owner nya ialah seorang
politisi atau pun seorang pejabat Negara, maka banyak dikatakan bahwa media
tersebut memiliki kepentingan sendiri yang menguntungkan dan memiliki sudut
pandang yang jomplang alias memihak salah satu saja dan banyak dari media
seperti ini yang memanfaatkan ketenaran ini menjadi sebuah senjata untuk
menekan dan menjatuhkan lawan politik nya. Televisi O dan televisi M menjadi
beberapa media elektronik yang secara tidak kasat mata dan beberapa kali
menayangkan berita soal SBY dan keluarga nya dalam hal ini kedua media ini
secara sengaja memberitakan yang menurut media penting dan pasti akan penting
pula bagi masyarakat ( agenda setting). Ini disebabkan tahun 2014 adalah dimana
kesempatan bagi pemilik kedua media tersebut mencari celah untuk bias diterima
di hati masyarakat luas. Dalam memberitakan berita soal partai democrat ini,
kedua media tersebut juga tidak pandang bulu untuk menanyakan komentar atau testimony
dari pemilik media tersebut agar terlihat bahwa bagaimana reaksi owner ini
kepada pemberitaan yang ada dan bagaimana kedepannya bagi masyarakat Indonesia.
Belum dikatakan bertanggung jawab karena sebuah media seharusnya tidak
bergantung kepada pemilik media tersebut, pers atau media apapun harus
mengedepankan suatu nilai objektifitas yang real dan tidak bisa dipengaruhi
oleh pihak manapun. Tetapi, nyatanya saat ini pers di Indonesia dapat dikatakan sebagai penganut sistem pers yang liberal atau bebas karena saat ini pada
kenyataanya pers sudah melampaui batas suatu privasi yang dimiliki beberapa
orang yang sedang dalam tersangkut sebuah kasus. Contoh kasus seorang wanita
yang tersangkut dalam kasus korupsi yaitu Angelina sondakh yang terus menerus
di tayangkan di televisi karna ikut campur dalam kasus korupsi. Disisi lain,
media lawan dari partai dimana angie ini bernaung terus menembaki masyarakat
dengan hal hal yang menyatakan bahwa partai X adalah partai yang mayoritas tersangkut
kasus korupsi. Disini lah tanggung jawab sosial atau independensi sebuah media
berdiri. Oleh karena itu, dibutuhkan nya media sosial maupun elekronik yang
tidak lagi memihak pada suatu atau satu kepentingan walaupun pemilik media itu
sendiri.
Komentar
Posting Komentar